![]() |
Radikal Bebas
Hidup di abad sekarang sangat mengerikan, karena setiap hari kita terkontaminasi radikal bebas baik dari luar maupun dalam diri kita sendiri. Radikal bebas merupakan oksigen bereaksi tinggi, ia molekul yang tidak stabil yang telah kehilangan elektronnya yang akan bereaksi dengan tisu-tisu sistem jaringan tubuh sehingga sel tubuh kita tidak bisa menjalankan fungsinya secara normal dan akan mengalami kerusakan.
Sebenarnya tidak semua radikal bebas itu membahayakan, radikal bebas yang dihasilkan dari sistem imun akan membunuh virus dan bakteri, terlibat juga dalam menghasilkan hormon-hormon dan enzim-enzim penting yang dibutuhkan tubuh. Namun demikian radikal bebas yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan sistem jaringan tubuh yang dapat mengubah sel dalam sistem pengkodean bahan-bahan genetik. Misalnya pada perubahan struktur DNA protein yang disebabkan radikal bebas, sistem imun kita menyangka protein yang diubah tersebut sebagai musuh dan akan dimusnahkan, akibatnya penyusunan sel baru dari protein tidak terbentuk sementara banyak sel yang mati sehinga organ tubuh rentan terhadap berkembangnya sel kanker. Radikal bebas bila bergabung dengan kolesterol menghasilkan lemak peroksida yang sangat korosif, menimbulkan artherosclerosis (penebalan pembuluh darah ).
Para pakar kesehatan dunia sepakat 90 % penyakit degeneratif yang melanda tamadun dunia sekarang ini, seperti Kanker, Diabetes, Jantung Coroner, Liver, Batu Ginjal, Asam Urat, Rheumatoid Arthrithis, Katarak, Parkinson dan penyakit degeneratif lainnya diakibatkan oleh radikal bebas.
Sumber pemicu radikal bebas ada 2 yakni : internal dan eksternal,
1) secara internal sumbernya antara lain: Stress, depresi, cemas, kelelahan dan kerja berlebihan, olah raga berlebihan, peradangan dan luka dalam tubuh, metabolisme yang tidak normal.
2) Sedangkan sumber radikal bebas eksternal seperti : Polusi udara, polusi air, polusi tanah, rokok, alkohol, sinar ultra violet, Sinar X dalam rontgen, kemoterapi, pestisida, herbisida, insektisida, virus dan bakteri, makanan sintetis (food additive), obat-obat kimiawi dan lain sebagainya.
Sebenarnya tubuh kita secara alami mampu menangkal radikal bebas yang dinamakan antioksidan endogen, namun sayang karena terlalu banyak racun yang masuk dalam tubuh kita sehingga tidak optimal dalam menangkal radikal bebas. Enzim yang menghasilkan antioksidan endogen adalah enzim gluthation catalase, gluthatione peroksidase, dan super oxide dismutase ( SOD ).
Detoksifikasi ( Pembuangan Racun )
Istilah detoksifikasi dipergunakan untuk menghilangkan racun/toksin yang terakumulasi dalam tubuh yang menumpuk terutama di organ hati, usus, ginjal, darah, limpa, paru-paru dan kulit. Proses detoksifikasi biasanya menimbulkan reaksi-reaksi tertentu yang terkadang menimbulkan ketidaknyaman yang disebut krisis detoksifikasi/ Direction of cure (DOC). Satu-satunya jalan mengeluarkan racun melalui proses detoksifikasi adalah darah. Pada saat racun melewati pembuluh darah tubuh akan mengalami reaksi seperti sakit kepala, mual, kembung, sembelit, sering buang air besar mirip diare tapi tidak lama, pilek, flu, deman ringan, nyeri otot dan persendian, ganguan kulit, kedinginan, napas bau, dan air kencing kuning. Gangguan emosi seperti gelisah, cemas, uring-uringan dan sulit memusatkan pikiran. Reaksi ini biasa terjadi tidak perlu khawatir dan lanjutkan terus terapinya yang pada akhirnya kondisi ini hilang dengan sedirinya.
Kedahsyatan Puasa Ramadhan Berantas Penyakit Degeneratif
Selama berabad-abad puasa telah dilakukan manusia sebagai ibadah dan terapi penyembuhan paling tua dalam sejarah pengobatan manusia, ilmuwan ternama seperti Socrates, Hippocrates, Galen, Plato, Phytagoras juga melakukan puasa. Bahkan Ibnu Sina setiap bulan 10 hari melakukan puasa untuk membersihkan tubunya. Begitu juga dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa Allah Mewajibkan puasa tidak hanya pada umat Muhammad akan tetapi juga umat-umat sebelum Muhammad, lihat QS 2 : 183.
$ygr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã úïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs?
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Setiap manusia pada dasarnya memerlukan puasa dan sesungguhnya puasa itu karunia Allah untuk kebaikan manusia, sayangnya masih banyak orang yang belum menghayati hakekat puasa sehinga hanya menukar waktu makan. Tidak heran jika mereka tidak memperoleh manfaat apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga. Persis apa yang disampaikan Nabi : ” Betapa banyak orang yang saum, tetapi mereka tidak mendapat apa-apa dari saumnya itu melainkan hanya mendapat lapar dan dahaga. ” ( HR. Ibnu Majah )
Secara alamiah manusia akan hidup sehat jika terjadinya keseimbangan metabolisme antara pemasukan dan pengeluaran, namun hidup di zaman sekarang dengan jumlah toksin yang lebih banyak mekanisme alami tersebut tidak optimal. Salah satu cara untuk mengeluarkan racun secara efektif dan murah adalah puasa. Secara fisik pada saat kita puasa lemak peroksida yang tertimbun dalam tubuh akan beralih ke hati sebagai reaksi karena tubuh memerlukan tenaga karena puasa, lalu hati memproses lemak tersebut melalui empedu selanjutnya empedu mengurai menjadi air kemudian di buang melalui urine dan feces. Mekanisme tersebut disebut proses detoksifikasi jika ini dilakukan selama 30 hari maka lemak peroksida zat pembentuk artherosclerosis ( penyempitan ) pembuluh darah akan dihancurkan sehingga kita akan terhindar dari resiko obesitas, jantung koroner, darah tinggi, asam urat, kolesterol, stroke dan penyakit lain yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Pada saat puasa fungsi hati lebih optimal memaksa sel-sel tua untuk dihancurkan. Pada saat rentang waktu antara buka puasa sampai sahur hati membentuk fatty acid, amino organik, inti protein untuk membetuk sel baru. Bila dilaksanakan selama sebulan maka tubuh kita kembali ke fitrahnya yang memiliki daya imun yang kuat yang akan mampu menangkal virus, bekteri dan sel kanker. Betul apa yang dikatakan Rasul : ”Shaumlah, niscaya engkau akan sehat” ( Al-Hadist).
Inti puasa sebetulnya bukan hanya menahan lapar dan dahaga akan tetapi melatih kepekaan qalbu kita. Ruhani kita yang berpotensi baik karena merupakan percikan sifat Allah selama ini tertutup cahayanya oleh hawa nafsu kita. Ruh kita yang memiliki natur baik seperti penyayang, pemaaf, pengasih, optimis, pandai, dan fungsi luhur lainnya tertutup oleh sifat hewani kita seperti hasad, dengki, dendam, pesimis, keluh kesah, putus asa akibat persaingan yang hiperkompetitif sehingga menimbulkan stress. Pada saat stress hormon adrenalin dan kortisol naik. Naiknya hormon kortisol akan menghambat makrofag, sehingga daya imun kita akan menurun dan mudah terkena penyakit.
Saat puasa kita dilatih untuk menahan diri tidak makan dan minuman, tidak melakukan hubungan sex, ucapan keji dan perbuatan buruk dari fajar sampai terbenam matahari. Dengan puasa, kita dilatih disiplin, kejujuran, kesabaran, keteguhan dan komitmen menjalankan keyakinan. Ruh kita akan muncul cahayanya pada saat kita jujur yaitu antara ucapan dan perbuatan sama.
Pada malam hari dilanjutkan latihan melalui pemahaman ( tadarus ) Al-Qur’an, shalat tarawih, dan i’tikaf di masjid untuk mengasah mata batin kita. Jika latihan ini dilaksanakan dengan khusu’, disiplin dan penuh penghayatan maka ruh kita akan bersinar membentuk jiwa Mutmainah ( jiwa tenang ) sehingga hormon kortisol dan adrenalin pun turun. Dengan turunnya hormon tersebut maka daya imun kita pun meningkat. Selanjutnya untuk menyempurnakan latihan tersebut dilakukan zakat fitrah sebagai perwujudan rasa solidaritas pada saudara kita yang kekurangan harta, bila dihayati dengan sepenuh hati maka akan melahirkan kepekaan batin untuk menolong sesama. Sebagai seromonial atas keberhasilan latihan puasa yang merombak secara cepat, total dari tubuh dan ruhani yang kotor (banyak racun) kembali seperti awalnya manusia yang secara fitrah hidup mulya kembali mulya di ibaratkan bagai bayi baru lahir. Pantaslah kalau keberhasil merubah diri tersebut dirayakan dengan Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan mengembalikan manusia ke jati diri aslinya hidup selamat, bahagia, sehat, sejahtra, damai, tentram, aman, kasih sayang dan berlimpah serta berkah.
Dengan demikian, puasa jika dilakukan secara benar mampu mendetoksifikasi secara total dan holistik baik jasmani maupun ruhani serta secara massal di seluruh dunia sehingga umat Islam terhindar dari berbagai penyakit yang mengerikan dewasa ini. Maha Suci Allah yang telah mewajibkan syari’at Puasa Ramadhan bagi orang yang beriman ternyata sangat besar sekali kemaslahatannya buat kita semua dan seluruh umat Islam dalam memberantas penyakit degeneratif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar